Dalam kunjungan tersebut, Wabup didampingi para asisten ahli, jajaran Dinas Kesehatan, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi langsung pelayanan yang diberikan kepada balita dan lansia, sekaligus mendengar masukan dari kader Posyandu serta perangkat desa sebagai pelaksana di lapangan.
Wabup Gerson menegaskan pentingnya pelayanan yang berkualitas sebagai upaya konkret menurunkan angka stunting di Kabupaten Buru Selatan.
“Angka stunting kita memang sudah mengalami penurunan dari sebelumnya di atas 35%, namun masih tergolong tinggi. Target kita jelas: tekan hingga di bawah 15%,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa stunting bukan sekadar gangguan pertumbuhan biasa, melainkan masalah kesehatan kronis yang berdampak pada tumbuh kembang anak, baik dari sisi berat badan maupun tinggi badan.
“Pemerintah telah menyiapkan berbagai intervensi, mulai dari pemberian makanan tambahan, pendampingan oleh tenaga kesehatan, hingga penanganan oleh dokter spesialis jika diperlukan. Semua intervensi ini harus dimulai sejak dini dan diawasi secara ketat hingga anak pulih,” jelasnya.
“Ini jadi pekerjaan rumah kita bersama. Kader dan pemerintah desa harus proaktif, lakukan pendekatan dari rumah ke rumah agar cakupan layanan semakin luas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wabup menegaskan bahwa pelayanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab tenaga medis atau kader Posyandu semata, tetapi juga merupakan kewajiban pemerintah desa.
“Pemerintah desa harus ikut andil, baik dalam pengawasan maupun penganggaran. Dana APBDes harus dialokasikan untuk mendukung program PMT (Pemberian Makanan Tambahan), agar upaya penanganan stunting bisa berjalan maksimal,” tandasnya. (KT-AL)
0 komentar:
Post a Comment