Dobo – Jalan nasional yang menghubungkan Korpuy, ibu kota Kecamatan Aru Selatan, hingga Desa Batugoyang di Kecamatan Aru Selatan Timur, masih memprihatinkan. Sejak dirintis pada tahun 1989, jalur sepanjang 100 kilometer ini belum sepenuhnya terhubung dan sebagian besar sudah ditumbuhi rerumputan serta pepohonan liar.
Jalan ini sejatinya merupakan urat nadi utama bagi masyarakat dua kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru. Namun, akibat minimnya perhatian, akses vital ini berubah menjadi mimpi buruk, terutama saat kendaraan darurat, seperti ambulans, terjebak di kubangan lumpur.
Sebuah unggahan viral di media sosial oleh Cey Siarukin menunjukkan betapa gentingnya situasi. Dalam postingan yang disertai foto dan video, ia menuliskan:
"Mobil Pusling ada di Desa Popjetur. Kalau rujukan pasien dengan kondisi jalan rusak seperti ini, apa jadinya?"
Unggahan ini sontak memicu reaksi luas dari warga Aru.
Salah satu komentar datang dari Yakoba Derman yang menulis harapannya agar jalan menuju Popjetur segera diperbaiki, mengingat kebutuhan masyarakat akan akses cepat, terutama untuk layanan kesehatan.
Camat Aru Selatan, Serlota Siarukin, S.E., turut mengonfirmasi kondisi memprihatinkan tersebut. "Iya benar, jalan itu rusak berat. Jalur dari Popjetur, Korpuy, hingga Pangkalan Angkatan Laut memang sangat tidak layak pakai," ujarnya.Kerusakan parah pada jalan nasional ini telah berulang kali menghambat pengiriman pasien, termasuk ambulans yang kerap terperangkap dalam lumpur saat darurat medis terjadi. Hal ini menjadi tamparan keras terhadap kondisi infrastruktur dasar di wilayah perbatasan tersebut.
Masyarakat pun menyerukan agar pemerintah pusat dan daerah segera turun tangan. Jalan Korpuy–Batugoyang bukan sekadar infrastruktur, tetapi harapan hidup bagi ribuan jiwa yang bergantung padanya.
"Kami hanya ingin jalan yang layak, agar pelayanan kesehatan bisa menjangkau kami tepat waktu," harap Siarukin. (KT-YP)


0 komentar:
Post a Comment