Namlea – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, mengungkapkan kondisi lingkungan di sekitar Gunung Botak, Kabupaten Buru, kini sudah berada dalam situasi darurat. Pencemaran merkuri dan asam sianida akibat aktivitas tambang emas ilegal telah mencapai tingkat yang ekstrem dan mengancam keselamatan manusia serta ekosistem di sekitarnya.
Pernyataan tegas itu disampaikan Lewerissa usai meletakkan batu pertama pembangunan RSUD Tipe C di Kota Namlea, Kamis (17/7/2025). Ia membeberkan hasil penelitian terbaru yang menunjukkan kawasan Buru hampir seluruhnya tercemar bahan kimia berbahaya dalam radius yang luas.
"Ini berbahaya sekali. Pencemarannya ekstrem. Kita tidak bisa membiarkan praktik ilegal yang menghancurkan lingkungan dan membahayakan manusia, hewan, tumbuhan, sungai, hingga laut," tegas Gubernur.
Negara Harus Hadir: Gunung Botak Akan Ditutup
Dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah dan representasi negara, Gubernur menyatakan bahwa pemerintah provinsi tidak akan tinggal diam. Ia menegaskan akan segera menutup paksa seluruh aktivitas tambang ilegal di kawasan Gunung Botak.
"Negara diberikan kuasa oleh konstitusi untuk mengatur dan menguasai sumber daya alam. Kita menghormati hak-hak adat dan ulayat, tapi negara tidak boleh kalah. Negara juga punya hak untuk melindungi rakyat dan lingkungan,” ujarnya.
Gubernur menyebut sudah banyak korban berjatuhan akibat racun dari tambang tersebut. Bahkan, saat berada di RSUD Namlea, ia menyaksikan langsung pasien yang sedang dirawat akibat paparan sianida.
"Saya melihat sendiri korban yang terpapar. Masa kita harus berdiam diri melihat ini terus terjadi?" katanya penuh emosi.
Aparat Diminta Bertindak Cepat
Gubernur langsung menginstruksikan Kapolres Buru, AKNP Sulastri Su Kijang, untuk segera menutup aktivitas tambang ilegal tersebut. Perintah itu disambut respons tegas dengan jawaban: “Siap”.
Gubernur juga menekankan bahwa cara paling efektif adalah dengan memutus mata rantai distribusi bahan beracun seperti merkuri dan sianida, serta menindak tegas para penadah emas ilegal.
"Kalau pasokan merkuri dan sianida diputus, mereka mau olah pakai apa? Kalau penadah emas ditertibkan, mereka jual ke mana?" ujarnya retoris.
Siapa yang Menolak, Patut Dipertanyakan
Gubernur menegaskan, jika ada pihak yang menolak langkah penertiban Gunung Botak, maka patut dipertanyakan motivasi mereka.
"Apakah mereka ingin lebih banyak korban berjatuhan? Apakah mereka ingin masa depan lingkungan kita hancur? Ini bukan hanya soal generasi sekarang, tapi juga generasi mendatang," tegasnya.
Langkah penutupan tambang ilegal di Gunung Botak, tambahnya, akan dilakukan dalam waktu dekat. “Secepatnya akan kita tutup,” pungkas Gubernur Lewerissa. (OR-LTO)

0 komentar:
Post a Comment