Korban diketahui bernama Tahu Tasane (40), seorang petani sekaligus pencari ikan, yang malam sebelumnya berpamitan kepada istrinya untuk menjala ikan di sungai. Ia membawa perlengkapan sederhana, yakni panah ikan, parang, dan senter kepala. Ia berangkat sekitar pukul 20.00 WIT, Sabtu malam (19/7/2025). Namun hingga pagi harinya, ia tak kunjung kembali.
Khawatir akan keselamatannya, pihak keluarga bersama warga mulai melakukan pencarian. Laporan kehilangan kemudian disampaikan kepada aparat desa dan diteruskan ke Bhabinkamtibmas Desa Simi, Bripka Fahmi Orun, yang langsung bergerak bersama tim gabungan menyisir aliran Sungai Poli.
Dalam proses pencarian, muncul kesaksian mengejutkan dari adik korban, Oleng Tasane, yang mengaku melihat buaya menyeret tubuh kakaknya ke arah tengah sungai, menuju muara. Sontak, pencarian difokuskan ke wilayah tersebut.
Tak lama berselang, jasad korban akhirnya ditemukan oleh warga lain, Hawit Letetuny, dalam kondisi mengambang di pinggir muara. Proses evakuasi dilakukan dan jenazah segera dibawa ke rumah duka di Desa Lena.
Kondisi korban sangat mengenaskan. Terdapat luka menganga di bagian dada, rusuk kiri, dan paha kiri, yang menyerupai cakaran serta gigitan hewan buas. Dugaan kuat mengarah pada serangan buaya liar yang kerap muncul di sekitar Sungai Poli.
Pihak kepolisian menyarankan otopsi guna memastikan penyebab kematian secara medis, namun keluarga menolak dan memilih menganggap kejadian ini sebagai musibah. Pemakaman dijadwalkan akan dilakukan setelah keluarga dari Dusun Kusu-Kusu tiba menggunakan speedboat sore hari.
Beberapa barang milik korban yang ditemukan di lokasi antara lain satu panah ikan, parang, senter kepala, dan pakaian. Satu panah ikan lainnya dilaporkan hilang dan diduga terbawa arus atau saat korban diseret oleh buaya.
Kapolsek Waesama, IPDA Novy Waelahuru, melalui laporan kepada Kapolres Buru Selatan, menyatakan pihaknya akan tetap melakukan pengawasan di lokasi kejadian guna mencegah insiden serupa terulang. (KT-Al).
%20(18).jpeg)
0 komentar:
Post a Comment