Kendati berada di posisi terbawah, Tim Monitoring KPA Maluku yang dipimpin dr. Sri Ananta mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit mematikan ini.
“Di Buru Selatan bukan berarti tidak ada kasus, namun sejauh ini kasus yang ditemukan bersifat impor, datang dari luar daerah,” jelas dr. Sri.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan, Yurdin Halibi, menegaskan bahwa kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Yurdin menjelaskan, HIV hanya bisa menular melalui jarum suntik, transfusi darah, serta hubungan seksual di luar pasangan atau berganti-ganti pasangan.
“Penyakit ini tidak menular lewat makan satu piring, mandi di kolam yang sama, berjabat tangan, batuk, atau bersin,” tegasnya.
Lebih dari itu, Yurdin menyoroti maraknya prostitusi online yang sulit terdeteksi. “Prostitusi online seperti melalui aplikasi michat patut diwaspadai, karena berpotensi membawa virus HIV tanpa terpantau oleh pihak kesehatan,” ujarnya.
Disamping itu, sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan Bursel berencana menjalin koordinasi dengan pemilik kafe remang-remang. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan melalui pengambilan sampel darah di lokasi kerja.
Bahkan 13 Puskesmas di seluruh Buru Selatan diarahkan untuk terus menggiatkan penyuluhan serta edukasi kepada masyarakat setiap kali mereka berobat.
“Dinas Kesehatan berkomitmen melakukan upaya maksimal agar kasus HIV tidak meningkat di Kabupaten Buru Selatan,” tutupnya. (AL)

0 komentar:
Post a Comment