Menteri Purbaya,nampak mulai menyita perhatian publik, tentu saja termasuk Ir Haidar Alwi, tokoh masyarakat yang konsisten dengan kedermawanan dan kepedulian terhadap masyarakat. Kita mengenalnya lewat Rakyat Bantu Rakyat yang ada bersama Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi institut
Menteri Purbaya, Latar belakangnya unik: lahir dari keluarga sederhana di Bogor, menempuh pendidikan teknik elektro di ITB, sempat bekerja di lapangan bersama perusahaan multinasional Schlumberger, lalu beralih ke dunia ekonomi hingga meraih gelar doktor di Amerika Serikat. Perjalanan panjang itu membentuk sosok ekonom yang tidak hanya paham teori, tetapi juga kenyataan hidup rakyat.
Keberaniannya untuk menyampaikan pandangan tanpa basa-basi membedakannya dari banyak teknokrat lainnya. Purbaya tidak segan menantang pandangan lembaga internasional, bahkan berani menyebut IMF dengan istilah keras ketika dinilai tidak berpihak pada kepentingan negara berkembang. Gaya ini menimbulkan rasa percaya diri baru, khususnya di kalangan rakyat yang ingin melihat pejabat ekonomi berbicara dengan bahasa yang mereka pahami.
*Optimisme di Bawah Pemerintahan Prabowo Subianto.*
Gaya lugas Purbaya sejalan dengan semangat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang mengusung kedaulatan, keberanian, dan kejelasan arah pembangunan nasional. Ketika Purbaya mengatakan pertumbuhan ekonomi 8% bukan hal mustahil, pernyataan itu selaras dengan visi besar Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri, kuat, dan berdaulat.
Langkah berani Purbaya dalam mendorong perputaran dana pemerintah dari kas negara ke sistem perbankan nasional mencerminkan upaya konkret agar ekonomi tidak hanya menjadi angka di laporan resmi, tetapi juga nyata berputar di pasar, di desa, dan di kantong rakyat. Keberanian ini membawa pesan penting: pertumbuhan ekonomi harus dirasakan langsung oleh masyarakat, bukan hanya oleh elit atau pasar global.
Dalam konteks inilah, peran Purbaya dapat dibaca sebagai bagian dari energi baru yang dibutuhkan pemerintahan Prabowo Subianto. Presiden membutuhkan figur yang mampu membumikan kebijakan ekonomi, menjembatani dunia makroekonomi dengan kehidupan sehari-hari rakyat, serta menjaga optimisme bangsa di tengah tantangan global.
Harmoni dengan Gerakan Sosial Rakyat Bantu Rakyat
Optimisme ekonomi yang diusung Purbaya menemukan resonansinya dalam gerakan sosial yang digerakkan oleh Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute. Melalui program Rakyat Bantu Rakyat, gerakan ini telah membuktikan bahwa kekuatan ekonomi bangsa tidak hanya bertumpu pada kebijakan pusat, tetapi juga pada solidaritas masyarakat yang saling menopang.
Distribusi beras, beasiswa untuk anak-anak yatim, hingga konsolidasi koperasi rakyat adalah bentuk nyata bagaimana ekonomi bisa digerakkan dari bawah. Semangat ini sejalan dengan gagasan Purbaya bahwa uang negara harus berputar di lapangan, menciptakan manfaat langsung bagi rakyat kecil.
Ketika Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kedaulatan ekonomi, Haidar Alwi Care menggerakkannya di tingkat masyarakat, dan Purbaya Yudi Sadewa mengartikulasikannya di meja kebijakan, maka terbentuklah harmoni antara negara, rakyat, dan pemimpin sosial. Inilah fondasi optimisme baru yang membedakan Indonesia hari ini dari masa lalu.
Figur Purbaya Yudi Sadewa menjadi simbol keberanian berbicara dan berpikir di luar pakem lama. Gaya komunikasinya memang menimbulkan risiko bagi pasar global, tetapi sekaligus menyalakan api optimisme bagi rakyat. Di era pemerintahan Prabowo Subianto, energi seperti ini sangat dibutuhkan untuk menjembatani kepentingan global dengan kebutuhan nasional.
Sejalan dengan itu, gerakan Haidar Alwi Care, Haidar Alwi Institute, dan Rakyat Bantu Rakyat memperlihatkan bahwa ekonomi rakyat harus menjadi basis utama pembangunan bangsa. Sinergi antara kebijakan makro yang digagas tokoh seperti Purbaya, kepemimpinan nasional Presiden Prabowo, dan solidaritas sosial rakyat akan menjadi pilar yang membawa Indonesia menuju kedaulatan ekonomi dan kesejahteraan yang merata. (Nanang)
%20(18).jpeg)
0 komentar:
Post a Comment