Kegiatan ini diprakarsai oleh lima kepala desa: Yunex Hukunala (Waenamaolon), Ziko Hukunala (Terkuri), Yapi Nurlatu (Neath), Nikolaus Seleky (Waenono), serta Kepala Desa Wamkana. Tema yang diangkat, “Mengenal Desa Waenono Dalam Suasana Natal dan Tahun Baru”, membuat perjumpaan itu terasa hangat dan penuh kekeluargaan.
Acara dihadiri langsung oleh Bupati Buru Selatan La Hamidi, Wakil Bupati Gerson Eliaser Selsily, Ketua DPRD Ahmad Umasangadji, serta Asisten I Setda Bursel Hermanus Waemese. Tidak ada jarak, tidak ada barikade protokoler yang ada hanya tawa, cerita, dan kursi-kursi plastik yang disusun rapi di sepanjang lorong.
Bupati La Hamidi tampak menikmati suasana santai bersama masyarakat. Ia duduk bercengkerama, menyalami warga, bahkan sesekali melempar candaan yang disambut tawa hangat.
“Di malam ini katong samua bisa bertemu dalam suasana menjelang Natal dan Tahun Baru. Ini sesuatu yang lain, dan beta setuju kalau kegiatan seperti ini terus dilakukan untuk mempererat hubungan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen hadir lebih dekat bersama warga.
“Beta ini biasa-biasa saja, seng ada jarak. Pak Wakil juga begitu. Terima kasih masyarakat Waenono, terutama LorKaP, karena tiap kursi di sini terasa hangat dengan kebersamaan,” tambahnya.
Wabup Gerson Selsily juga menyampaikan apresiasi atas undangan warga. Baginya, pertemuan sederhana itu justru menjadi inti dari makna Natal.
“Baku dapat malam ini penuh keakraban. Terima kasih karena bisa undang kami. Malam ini katong carita Waenono pung bae dan Bursel pung bae,” ujarnya.
Ia berharap momen seperti ini menjadi awal percakapan panjang tentang ide-ide baik untuk Buru Selatan.
Ketua DPRD Ahmad Umasangadji, yang pernah tinggal di kawasan itu, tampak berbaur akrab. Ia menyebut silaturahmi Natal di LorKaP sebagai momen yang unik dan penuh nilai kemanusiaan.
“Kegiatan seperti ini mempererat kasih sayang dan memperkuat hubungan masyarakat. Semoga bisa menjadi tradisi di hari-hari besar lainnya,” katanya.
Pantauan di lokasi menunjukkan suasana yang begitu meriah dan sederhana pada saat yang sama. Lampu lorong menyala terang, kursi berjajar rapi, musik Natal mengalun pelan, dan perbincangan ringan mengalir tanpa henti. Anak-anak berlarian, kaum ibu menyuguhkan kue sederhana, sementara para pemimpin daerah duduk tanpa protokoler.
Acara ini menjadi bukti bahwa kedekatan pemimpin dengan masyarakat tidak selalu muncul di acara besar, melainkan tumbuh dari ruang-ruang kecil yang apa adanya.
Natal tahun ini di LorKaP bukan hanya dirayakan tetapi dirasakan bersama. (AL)
0 komentar:
Post a Comment